Bayangan Cerita: dari Komunitas Lembah Pring Jombang
"Puisi-puisi ini harus kita gotong ke pekuburannya! Ayo bergerak, sebelum tubuh diguyah payah, sebelum Sisifus datang, sebelum maghrib habis!" Demikian goyunan mereka di sela-sela ngopi di warkop Mbah Mo. Awalnya, Fahrudin Nasrulloh dan Jabbar Abdullah, yang sama-sama mencintai puisi bersepakat membikin semacam wadah untuk mendiskusikan karya-karya mereka, juga perkembangan sastra dewasa ini. Kenapa harus menjedulkan sebuah nama, semacam "komunitas" atau "padepokan", hanya untuk sekadar berdiskusi sastra? Apa tidak cukup ngobrol sastra di warung kopi, misalnya, atau di rumbukan pring belakang rumah? Tanpa embel-embel nama "komunitas", seperti membikin partai "orang bego" saja. Kiranya, mereka, hanyalah orang-orang tidak jelas (tapi punya "kegilaan kecil" atau "impian besar" yang terus dirawat tapi kehabisan obat), seperti sosok Chinowski dalam Factotum-nya Charles Bukowski.
Mungkin itu ilustasi dangkal bin konyol. Tapi biarlah. Setidaknya, mereka meyakini "kata-kata" yang kelak akan membentuk jalan hidup, dunia, dan tindakan dari "kata-kata" itu yang diikhtiarkan dapat mengubah apa yang terasa sia-sia. Seperti sajak Rendra ini: Ma, bukan maut yang menggetarkan hatiku, tetapi hidup yang tidak hidup, karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya....
Komunitas Lembah Pring berdiri pada 29 Agustus 2007. Penggagasnya adalah Fahrudin Nasrulloh (Mojokuripan, Sumobito). Sementara penggerak dan yang menjadi lurahnya adalah Jabbar Abdullah (Tropodo). Fahrudin yang sejak 1995 menetap di Jogja, lalu tertarik menggeluti sastra pada 1997 hingga sekarang, dan memutuskan pulang ke Jombang pada Agustus 2007, merasa tak menemukan "detak sastra" di kota santri itu. Dan Jabbar yang sudah lama tertarik menyimak dunia seni-budaya juga mengembangkan "gerak" Lembah Pring di Mojokerto, karena ia berdomisili di tlatah Majapahit itu.
Kini, anggotanya bertambah tiga orang: Dian Sukarno, seorang penulis dongeng, wartawan Radio Elshinta, dan motivator Paguyuban Tari Lung Ayu Jombang (asal Jogoroto); Lukiati, mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Jombang, yang juga pengajar tak tetap di MIN I Jombang (asal Jogoroto); Fathul Qarib, pekerja honorer di Dinas Pariwisata Jombang, pengelola kios jual-beli ponsel dan pulsa, dan pengkaji dan pemburu naskah pesantren lawas (asal Tebuireng).
Demikian selintas gambaran Komunitas Lembah Pring (KLP) Jombang. Semoga bermanfaat. Amin
-------
Base camp:
1. Padepokan Komunitas Lembah Pring Jombang
d/a: Mojokuripan RT 1/ RW 3, Jogoloyo, Sumobito, Jombang
email: lembahpring@gmail.com,surabawuk@gmail.com
2. Padepokan Lembah Pring Mojokerto
d/a: Jl. Raya Tropodo, Kompleks Masjid Al-Barokah, Desa Meri, Kecamatan Magersari Mojokerto, 61315. Email: jallazim_2371983@yahoo.com,wali9_songo@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar